Kamis, 17 Mei 2012

 Pertamina Anggarkan Dana CSR 1% dari Profit
Gedung Pertamina. Foto: okezone
Gedung Pertamina
MEDIA INFORMASI, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menganggarkan satu persen dananya dari keseluruhan keuntungan untuk membiayai program corporate social responsibility (CSR) lingkungan berupa penanaman pohon.

Senior Officer Education Pertamina Ernayeti mengatakan, bandara menjadi salah satu tempat untuk penerapan program CSR lingkungan guna penghijauan melalui penanaman pohon mangrove.

"Penanaman pohon dikawasan bandara karena Pertamina sebagai salah satu penghasil energi fosil O2 Pertamina ingin mengimbangi kondisi polusi udara dengan penanaman pohon, sehingga di imabangi dengan penanaman pohon yang nantinya menghasilkan O2," ungkap Ernayeti usai menghadiri malam penghargaan CSR Award bertema "Do More Action", di Hotel Marriot, Jakarta, Rabu (16/5/2012).

Berkat program CSR-nya melakukan penghijauan melalui penanaman pohon, Pertamina meraih penghargaan dari Harian Seputar Indonesia saat malam penganugrahan.

Ernayeti menyebutkan, CSR Pertamina ada empat bidang yakni pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lingkungan. "Penghijauan itu adalah salah satu program CSR lingkungan kami," katanya singkat.

Sampai saat ini, Pertamina selalu meng-update setiap bulan perkembangan dari penanaman pohon tersebut, yang target penanaman pohon untuk tahun ini mencapai empat juta pohon.

Rabu, 16 Mei 2012

 Kadin: Industri Harus Serap Tenaga Kerja Paling Banyak
 
 Perakitan mesin cuci dua tabung Sharp di pabrik PT Sharp Electronic Indonesia, Pulogadung, Jakarta, Rabu (1/2/2012). Di pabrik ini kapasitas produksi mesin cuci mencapai 600.000 unit per tahun. Sharp juga menyatakan telah berhasil memproduksi 1 juta unit mesin cuci.
MEDIA INFORMASI, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Tenaga Kerja, Pendidikan dan Kesehatan, James T Riady, mengatakan sektor industri merupakan sektor yang harus paling banyak menyerap tenaga kerja. Pasalnya, porsi sektor industri pada perekonomian Indonesia mencapai 24 persen dan akan meningkat lagi ke depannya.
"Ya Indonesia tentu negara yang maju pasti berorientasi pada industrialisasi. Jadi sektor industri yang sekarang 24 persen ini dari ekonomi kita harus terus meningkat sampai mungkin 35-40 persen," sebut James, di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (15/5/2012).
Dengan porsi sektor industri pada ekonomi nasional yang besar maka penyerapan tenaga kerja yang besar harus terjadi di sektor ini. Apalagi sektor ini penting peranannya untuk membangun suatu basis daya saing nasional yang dibutuhkan untuk menghadapi era globalisasi.
Selain itu, sambung James, sektor jasa juga sektor yang sangat baik bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini sangat membutuhkan banyak tenaga kerja. Tetapi, Indonesia lebih banyak mengimpor ketimbang mengekspor tenaga kerja di sektor jasa sekarang ini. "Karena sektor jasa di Indonesia ketinggalan, jadi kita harus terus catch-up (kejar)," pungkas dia.

Selasa, 15 Mei 2012

 Pembiayaan Mobil Turun 30 Persen
 
ILUSTRASI
MEDIA INFORMASI, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia memperkirakan, akan terjadi penurunan pembiayaan pembelian mobil sebesar 30 persen dalam setahun. Adapun untuk pembiayaan pembelian sepeda motor, akan ada penurunan sebesar 20-30 persen.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia, Wiwie Kurnia, memaparkan hal itu, dalam seminar yang diselenggarakan Bisnis Indonesia dan Infobank di Jakarta, Selasa (15/5/2012) ini.

Penurunan jumlah pembiayaan itu terjadi, akibat aturan uang muka minimum pembelian kendaraan bermotor dengan cara kredit.

Sebagaimana Peraturan Kementerian Keuangan, uang muka untuk kredit mobil minimum sebesar 25 persen dari harga, sedangkan untuk sepeda motor minimum 20 persen dari harga. Aturan yang diterbitkan 15 Maret tersebut, berlaku mulai 15 Juni 2012.

"Perhitungan tahun ini kan hanya satu semester. Jadi, penurunan pembiayaan mobil dan motor sampai akhir tahun ini berkisar 15-25 persen," kata Wiwie.

Wiwie juga menambahkan, asosiasi memperkirakan akan ada pembatalan kredit kendaraan. Kemungkinan lain, calon konsumen akan menunda. "Atau, ada juga kelompok yang tetap akan membeli," ujarnya.

Senin, 14 Mei 2012

Kuota BBM Dibatasi, Kalimantan Merugi Triliunan
 Penyalahgunaan Angkutan - Polisi Perairan Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan berhasil mengungkap dugaan kasus penyalahgunaan angkutan solar oleh kapal jenis landing craft tank (LCT) SPOB Pulau Mas 01 di Perairan Sungai Barito, Banjarmasin, Kalsel.
MEDIA INFORMASI, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Koordinator Wilayah Tengah Endang Kesumayadi mengatakan, kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat minimnya kuota bahan bakar minyak yang pada akhirnya menyebabkan kelangkaan di wilayah Kalimantan diperkirakan bisa mencapai Rp 10 triliun per bulan.
"Sudah 3 bulan terakhir ini Kalimantan mengalami kelangkaan BBM paling parah. Antrian saja bisa mencapai 3-4 kilometer. Di sana harga mencapai Rp 15.000 - Rp 20.000 per liter tapi masyarakat masih membelinya. Sedangkan di Jawa, harga mau naik saja mendapat reaksi keras," ungkap Endang, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (14/5/2012).
Endang memaparkan, minimnya kuota BBM menghambat proses distribusi barang. Sedikitnya 7000 truk di Kalimantan Selatan, 5600 truk di Kalimantan Timur dan 3500 truk di Kalimantan Barat terhambat beroperasi. Hal ini memicu antrian panjang di pelabuhan hingga 2-3 hari.
"Untuk angkutan batu bara saja yang biasanya sehari bisa 2 atau 3 rit, sekarang hanya 1 rit saja dalam dua hari," tambah dia.
Kondisi kelangkaan BBM ini kontras dengan kontribusi yang diberikan Kalimantan dalam hal sumber daya alam. Masyarakat Kalimantan pun, menurut dia, merasa dianaktirikan dari pembangunan listrik, infrastruktur dan kuota BBM. Kadin sangat menyayangkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang tidak bisa mengakomodir kepentingan masyarakat Kalimantan dengan tidak memenuhi Kuota BBM yang dibutuhkan.
Sebagai solusi untuk mengurangi dampak ekonomi yang dialami dan dampak lain yang lebih jauh lagi, Endang menyarankan agar pemerintah pusat dapat berkonsultasi dengan pemerintah daerah untuk mengetahui kebutuhan kuota BBM yang sebenarnya untuk Kalimantan.
"Total nasional kuota BBM subsidi sebesar 40 juta kiloliter, sebagaimana diatur dalam APBN-Perubahan 2012. Namun, dalam realisasinya Kalimantan hanya mendapat 5 persen dari kuota BBM Nasional, yang idealnya Kalimantan harusnya bisa mendapat 7,5 persen," katanya.
Sistem distribusi BBM di Kalimantan mengalami gejolak akibat kelangkaan yang terjadi dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. Minimnya kuota untuk Kalimantan menjadi penyebab utama terjadinya stagnasi dan kerugian ekonomi yang tinggi. Hal ini mengundang reaksi keras dari para gubernur di Kalimantan.
Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin yang juga merupakan Ketua Forum Gubernur se-Kalimantan, menyatakan bahwa hasil pertemuan empat Gubernur se-Kalimantan dalam Musrenbangnas, beberapa waktu lalu di Jakarta, bersepakat tidak akan mengirim hasil tambang dari daerah masing-masing keluar daerah jika pemerintah pusat tidak memenuhi permohonan penambahan kuota BBM bersubsidi.

Minggu, 13 Mei 2012

 Indonesia Kantongi USD1,6 Miliar dari Korea, Australia dan India
Ilustrasi.
 ILUSTRASI
MEDIA INFORMASI, JAKARTA— Nilai investasi tiga negara yakni Korea Selatan, Australia, dan India di Indonesia selama 2010-2011 mencapai USD1,60 miliar.

Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), investasi modal asing yang bersumber dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi Korea Selatan adalah USD1,37 miliar, Australia USD224,26 juta, dan India sebesar USD15,95 juta.

Sementara itu, Kemenperin mencatat, investasi Korea Selatan selama 2010-2011 dilakukan oleh 216 perusahaan di 168 kelompok industri. Tahun 2010, investasi Korea Selatan didominasi di industri peralatan rumah tangga dengan menggunakan arus listrik, radio televisi, alat-alat rekaman suara dan gambar serta sejenisnya. Sedangkan di 2011, di industri logam dasar besi dan baja.

Investasi Australia dilakukan oleh 16 perusahaan di 18 kelompok industri. Pada 2010, investasi yang terbesar terjadi di industri amonium nitrate, termasuk jasa penyimpanan dan distribusinya. Sedangkan tahun 2011 investasi di industri mesin-mesin industri khusus lainnya.

Sedangkan investasi India berasal dari sembilan perusahaan di sembilan kelompok industri. Pada 2010, investor India menanamkan modal di industri pembuatan logam dasar bukan besi serta perdagangan ekspor dan impor. Pada 2011, didominasi industri pemintalan benang.

Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahajana mengatakan, total investasi USD1,60 miliar belum termasuk jumlah riil yang ada di lapangan. “Karena, masih ada data investasi yang masuk, tapi belum mencatatkan nilai investasinya. Di sisi lain, data ini sudah memberikan gambaran investasi dari negara bersangkutan,” kata Agus di Jakarta Minggu (13/5/2012).

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, pihaknya menyambut baik adanya kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Korea Selatan.

“Posisi kita dengan Korea Selatan adalah saling mengisi. Untuk itu, pada saat negosiasi nanti, saya berharap, pemerintah memperkuat posisi produk-produk ekspor kita. Kalau untuk produk yang memang harus diimpor, juga harus bisa meningkatkan lapangan kerja di sini,” tandasnya.

Sabtu, 12 Mei 2012

TPID Solo Klaim Stok Beras Melimpah
 ILUSTRASI
SOLO - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kota Solo menyatakan bahwa stok beras Bulog saat ini melimpah. Melimpahnya stok beras tersebut menjadi faktor pendorong harga beras relatif stabil.

"Ketahanan stok beras diperkirakan kuat hingga Desember 2012," ungkap Sekretaris Tim Pengarah TPID kota Solo Doni P Joewono seusai rapat TPID, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI), Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/5/2012) malam.

Kuatnya stok Bulog, menurut Dono yang juga Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, diharapkan dapat mempengaruhi ekspektasi pedagang besar beras. Sehingga mereka tidak akan menaikkan harga jualnya.

"Selain itu di penggilingan padi juga masih terdapat stok beras dalam jumlah yang besar. Sehingga pasokan beras di pasar akan terjamin,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa berdasarkan Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta pada 11 Mei 2012 di Kantor Perwakilan BI Solo menghasilkan kesimpulan bahwa hingga minggu kedua bulan Mei 2012 harga-harga di Kota Surakarta relatif stabil.

Sumber tekanan inflasi terutama berasal dari kenaikan harga emas, semen, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, susu, bawang merah dan detergen. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga.

Di antaranya yaitu cabai rawit, cabai merah dan minyak goreng. Sedangkan untuk komoditas yang lain cenderung stabil. Dengan perkembangan tersebut, inflasi year on year Kota Surakarta pada Mei 2012 diperkirakan masih on the track dengan sasaran inflasi nasional yang sebesar 4,5 persen plus minus satu persen.
 Hatta: Pemerintah Belum Akan Tambah Kuota BBM Bersubsidi
Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Foto: Koran SI
Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
MEDAN - Peningkatan konsumsi BBM bersubsidi, baik karena peningkatan volume produksi maupun akibat aksi spekulasi di sejumlah daerah jelang wacana kenaikan harga BBM lalu, telah menyebabkan kuota BBM bersubsidi di sejumlah daerah habis. Bahkan, di Sumatera Utara penyaluran BBM bersubsidi jenis premium telah melebihi 18 persen dari kuota yang ditetapkan pemerintah dalam APBN 2012.

Begitupun pemerintah, yang hingga saat ini memastikan belum ada rencana pengajuan penambahan kuota pada Perubahan APBN 2012 mendatang.

Menteri Kordinator Perekonomian Hatta Rajasa saat berkunjung ke Medan, Rabu (11/5/2012) mengatakan, prosedur penambahan kuota BBM tidak mudah. Pemerintah tak bisa secara sepihak menaikkan jumlah kuota BBM. DPR, diakuinya, memiliki peran paling besar dalam meningkatkan kuota tersebut.

"Pemerintah tak bisa naikkan kuota secara sepihak. Kalau mau tambah harus izin DPR, dan biasanya cukup alot pembahasannya. Kita belum ada rencana, tapi mungkin saja nanti muncul wacana tersebut jika kondisinya memang mengharuskan," jelasnya.

Hatta juga mengatakan, seluruh pihak memiliki bertanggungjawab dalam menjaga kuota BBM ini. Baik pemerintah melalui kebijakan, Pertamina selaku distributor, maupun masyarakat selaku konsumen dan pengawas.

Ditegaskannya, jika penetapan kuota BBM sudah melewati perhitungan yang cermat, termasuk menghitung variabel pertumbuhan jumlah kendaraan. Sehingga jika tidak ada kecurangan, maka kuota yang sudah ditetapkan harusnya cukup. "Itu sudah dihitung dengan cermat, kalau tidak curang pasti lah cukup," katanya singkat.

Pertamina pun diminta proaktif melakukan pengetatan pengawasan terhadap distribusi BBM bersubsidi ini. Termasuk pengawasan terhadap retailnya yang dinilai saat ini masih cenderung nakal dan menjual BBM bersubsidi tidak sesuai peruntukkannya.

Jumat, 11 Mei 2012

Bawang Putih, Produk Hortikultura Yang Paling Banyak Diimpor
 
 Petani dan pedagang bawang merah di Probolinggo, Jawa Timur, menolak masuknya bawang merah impor karena menyebabkan harga bawang merah lokal turun. Bawang merah lokal biasanya dipasarkan Rp 8.000-Rp 10.000 per kilogram. Belakangan, harga bawang merah lokal turun menjadi Rp 7.000-Rp 8.000 per kilogram, sedangkan harga bawang merah impor hanya Rp 6.000 per kilogram.

JAKARTA - Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh, menyebutkan, komoditas bawang putih merupakan produk hortikultura yang paling banyak diimpor sepanjang tahun 2011. Nilai impor produk bawang putih mencapai 242 juta dollar AS.

"Paling dominan bawang putih," kata Deddy, dalam diskusi dengan wartawan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jumat (11/5/2012).

Komoditas hortikultura kedua yang paling banyak diimpor adalah buah apel. Nilai impornya mencapai 153 juta dollar AS sepanjang 2011. Ketiga terbesar adalah jeruk dengan nilai impor 150 juta dollar AS. "Lalu ada anggur nilainya 99 juta dollar AS," sambung dia.

Sementara, komoditas hortikultura lainnya yang mencatatkan nilai impor yang besar adalah buah lengkeng dengan nilai impor 96 juta dollar AS, pir 92 juta dollar AS, bawang merah 75 juta dollar AS, durian 74 juta dollar AS dan kentang segar 47 juta dollar AS.

Secara keseluruhan, Deddy menyebutkan, nilai impor produk hortikultura memang lemonjak dalam lima tahun terakhir. Bila tahun 2006 mencapai 600 juta dollar AS maka tahun 2011 telah mencapai 1,7 miliar dollar AS. "Data impornya dalam lima tahun terakhir sudah naik pesat sekali," pungkas dia.
Belum Seminggu, Harga Telur Naik Lagi
 Telur. (Foto: Bramantyo/Okezone)
MEDIA INFORMASI, SOLO - Belum genap seminggu, harga telur ayam di Solo dan sekitarnya naik lagi. Jika tiga hari lalu harga telur ayam di pasaran masih Rp13.500 hingga Rp14 ribu per kilogram (kg). Sekarang ini sudah naik menjadi Rp14.500 hingga Rp15 ribu per kg.

Penjual makanan di kawasan Manahan Solo, Jawa Tengah, Kristanto  mengungkapkan bahwa hari Jumat (11/5/2012) ini harga telur ayam memang mengalami kenaikan lagi. "Tadi saya beli sudah Rp15 ribu per kg. Padahal tiga hari lalu masih Rp13 ribu per kg," ujarnya di sela- sela melayani pembeli, Jumat (11/5/2012).

Kenaikan tersebut dibenarkan Sugiyanto, pedagang warungan di kawasan Kartasura, Surakarta. Dia mengaku kulakan di distributor telur ayam sudah Rp195 ribu per kotak. Per kotak berisi 15 kg telur ayam.

"Lantaran naik, ya jualnya juga naik. Mulai hari ini saya jual sekilonya Rp14.500," ungkapnya.

Hal senada juga dibenarkan Ridwan, pedagang telur di Pasar Legi, Solo. Sebetulnya, menurut Ridwan,sejak kemarin petang sudah naik. "Hari ini saya jual per kotak Rp194 ribu. Kalau ke pedagang eceran, Saya jual Rp13.500 per kg," jelasnya.
 Kuota BBM Lewat 2,5 Jt KL, Pemerintah Nombok Rp8 T
 Ilustrasi. (Foto: Okezone)
 ILUSTRASI
MEDIA INFORMASI, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menuturkan anggaran pemerintah bisa jebol mencapai sekira Rp25 triliun jika pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan apapun terkait dengan energi pada tahun ini.

Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Rofyanto Kurniawan menjelaskan, kuota BBM dapat jebol sekira 48 juta kiloliter (kl) yang mana lebih tinggi dari apa yang telah ditetapkan pemerintah dalam APBN-P 2012 sebesar 40 juta kl.

"Kalau 2,5 juta kl saja, itu bisa sampai Rp6 triliun-Rp8 triliunan," ungkapnya kala ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (11/5/2012).

Dengan perhitungan tersebut, maka dari itu diperlukan kebijakan mengenai energi tersebut guna menghemat penggunaan konsumsi BBM subsidi ini.

"Nah, semuanya ini tergantung upaya kita penghematan ini. Artinya seberapa jauh menekan berapa BBM ini, dari 48 juta KL bisa menekan berapa? 44 juta kl atau 43 juta kl. Nah itu memang sangat signifikan. Satu juta KL saja menghematnya sangat signifikan. Sampai 45 juta kl atau 44 juta kl itu sudah sangat lumayan," pungkasnya.

Kamis, 10 Mei 2012

Aturan BI Tak Pengaruhi Penjualan Mobil Perseroan
 
JAKARTA,  - Direktur Utama PT Tunas Ridean Tbk, Rico Setiawan, menyatakan aturan Bank Indonesia terkait pembatasan uang muka kredit kendaraan bermotor (KKB) tidak berpengaruh banyak bagi penjualan mobil perseroan. Hal ini karena uang muka pembelian mobil rata-rata sudah di angka 20 persen.

Sementara menurut surat edaran BI terkait uang muka KKB yang terbit pada 15 Maret 2012, mensyaratkan uang muka minimal 30 persen bagi pembelian kendaraan bermotor roda empat untuk keperluan non-produktif.

"Tetapi tidak signifikan untuk mobil karena rata-rata DP (down payment)-nya sudah di level 20 persen, dan saat ini sudah mulai menaikkan," sebut Rico dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (9/5/2012).

Namun, kata Rico, aturan BI akan berdampak lebih nyata terhadap penjualan motor perseroan. Dalam aturannya, BI mengatur uang muka minimal 25 persen bagi pembelian kendaraan bermotor roda dua. Sedangkan, uang muka yang diberikan Tunas Ridean masih lebih rendah dari aturan BI tersebut.

"Mungkin untuk motor akan berpengaruh karena rata-rata DP motor di level 10%," tambah Rico.

Secara keseluruhan, Tunas Ridean menargetkan penjualan mobil baru mencapai 43.835 unit hingga akhir tahun 2012. Target penjualan tersebut tumbuh 15 persen dari hasil penjualan akhir 2011. Dan, penjualan sepeda motor ditargetkan tumbuh 16 persen menjadi 229.940 unit. Sementara pembiayaan baru perseroan dipatok tumbuh 22 persen menjadi Rp 8,7 triliun.

Rabu, 09 Mei 2012

Impor Garam Konsumsi 215.800 ton
 Warga di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Pamekasan, Jawa Timur, memanen garam pada puncak panen
JAKARTA - Realisasi impor garam konsumsi hingga 30 April 2012 tercatat sebesar 215.800 ton, atau 74,28 persen dari izin impor tahap awal yang diterbitkan pemerintah sebesar 290.500 ton. Tahun 2012 ini, kebutuhan impor garam konsumsi ditetapkan sebesar 533.000 ton.
Demikian dikemukakan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sudirman Saad, di Jakarta, Rabu (9/5/2012).
Keputusan impor garam konsumsi diambil, dengan pertimbangan kekurangan stok di dalam negeri untuk masa konsumsi selama empat bulan sebelum memasuki panen raya.
Sudirman menambahkan, sampai saat ini pemerintah belum menetapkan masa produksi garam. Meski demikian, importir garam dinilai akan lebih efisien untuk menyerap garam rakyat, karena garam impor terkendala transportasi.
Pemerintah telah menginstruksikan perusahaan produsen garam, termasuk importir, untuk menyerap semua garam konsumsi paling lambat April 2012.
Stok garam di pedagang dan pengumpul itu wajib dibeli dengan harga ketentuan pemerintah, yakni kualitas I (KI) Rp 750 per kilogram dan K2 Rp 550 per kilogram.

Selasa, 08 Mei 2012

Harga Minyak Jatuh ke Posisi Terendah dalam 3 Bulan
 
ILUSTRASI
NEW YORK — Harga minyak mentah jatuh ke posisi terendah dalam tiga bulan seiring dengan melemahnya euro terhadap dollar AS menyusul pemilihan umum Eropa yang dikhawatirkan akan mengganggu upaya penghematan anggaran.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengantaran Juni merosot 55 sen atau 0,6 persen menjadi 97,94 dollar AS per barrel di Nymex, Senin (7/5/2012) waktu New York. Adapun minyak Brent untuk penetapan Juni turun tipis 2 sen menjadi 113,16 dollar AS per barrel di ICE Futures Europe exchange, London.
Euro melemah 1 persen terhadap dollar AS, yang merupakan level terendah sejak Januari. Euro sebelumnya  sempat turun 0,2 persen menjadi 1,306 dollar AS pada Senin pukul 15.48 waktu setempat.
Melemahnya euro terhadap mata uang AS memberikan sentimen negatif bagi minyak mentah sebagai sebuah investasi. Euro melemah menyusul terpilihnya Francois Hollande sebagai Presiden Perancis dan para pemilih di Yunani beralih ke partai anti-dana talangan. Francois menjadi orang sosialis pertama dalam 17 tahun terakhir yang akan memimpin perekonomian terbesar kedua di Eropa ini.
"Pemilihan umum telah memberikan sentimen negatif terhadap euro dan menguatnya dollar AS memberikan tekanan ke bawah pada minyak," tutur Kepala Penelitian Pasar Minyak Societe Generale SA, Mike Wittner, di New York, Senin waktu setempat.
Mike menyebutkan, hasil pemilu Perancis telah memberikan kondisi yang buruk bagi pasar minyak sekarang ini. Namun, kata dia, bisa saja pemimpin yang baru dari hasil pemilu akan melakukan langkah-langkah menuju pertumbuhan. Dengan begitu, harga minyak bisa kembali terangkat dalam waktu yang akan datang.

Senin, 07 Mei 2012

RI Pengekspor Rotan Terbesar di Pasar AS
 
 Junaedi (31), menyelesaikan kerajinan rotan di Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur, Senin (10/10/2011). Pemerintah memutuskan tetap mengekspor rotan dengan memperpanjang Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2009. Sejak beberapa bulan yang lalu, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian membentuk tim untuk merevisi aturan itu salah satu usulannya penghentian ekspor rotan.

JAKARTA - Nilai ekspor rotan Indonesia ke Amerika Serikat terus meningkat. Indonesia yang merupakan pengekspor rotan terbesar ke pasar AS mencatat nilai ekspor 11,02 juta dollar AS pada tahun 2011. Angka itu naik dari 9,89 juta dollar AS pada 2010.
Pemerintah Indonesia pun akan berusaha meningkatkan nilai ekspor rotan dengan sejumlah cara, salah satunya mengikutsertakan perusahaan-perusahaan rotan dalam pameran internasional. "Angka ini masih sangat kecil dibandingkan dengan potensi yang ada dan bahan baku rotan yang dimiliki Indonesia. Untuk itu, kami akan terus mendorong agar ekspor produk rotan ke AS terus meningkat," jelas Atase Perdagangan Indonesia untuk Washington DC, Ni Made Ayu Marthini, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (7/5/2012).
Sebagai salah satu upaya mendorong ekspor produk rotan untuk meningkat, Indonesia pun ikut serta dalam pameran furniture International Home Furnishing Center (IHFC) yang berlangsung di North Carolina, Amerika Serikat, selama 21-26 April kemarin. Dalam pameran furnitur yang berusia 102 tahun ini, pemerintah Indonesia menghadirkan Indonesia Rattan Furniture Pavilion yang ditempati oleh 12 perusahaan Indonesia terdiri dari 11 perusahaan furnitur rotan dan 1 perusahaan cat untuk furnitur rotan.
"Kesebelas perusahaan furnitur rotan tersebut diharuskan mengganti minimum 50 persen barang- barang yang dipajang di setiap musim pameran tiba. Hal ini bertujuan agar memberi kesan bahwa produk yang dipamerkan sangat beragam. Kemudian perusahaan yang turut serta juga berganti setiap tahun atau setiap tiga kali pameran berlangsung," tambah Made.
Dari 11 perusahaan furnitur rotan tersebut, beberapa diantaranya telah melakukan ekspor ke AS, antara lain PT Tanamas Industri Comunitas; PT Surya Abadi Furniture; PT Kernel Indonesia Potential; PT Aida Rattan Industry; dan PT Bines Raya. PT Tanamas Industri Comunitas bahkan telah melakukan penjualan regular ke department store terkenal di AS, yaitu Target dan Company. Sedangkan PT Bines Raya telah menjadi pemasok untuk beberapa hotel yang memfokuskan diri pada desain moderen. Dan PT Kernel Indonesia Potential, sebanyak 70 persen ekspornya ke AS adalah untuk memasok toko wholesale "Goods to Go".
Made mengatakan bahwa partisipasi melalui display permanen selama lima tahun sangat baik dan perlu ditiru dalam rangka promosi produk Indonesia di luar negeri. "Pameran permanen seperti ini akan membantu branding karena produk furniture rotan Indonesia akan secara trus menerus hadir di High Point, North Carolina," imbuhnya.
"Kami menekankan keunikan rotan sebagai bahan furnitur yang ramah lingkungan, secara struktur kuat, menarik dan lentur. Selain itu, kami mengajak para buyers untuk menjadikan rotan semakin terkenal dan dicari, karena Indonesia siap menjadi pusat rotan dunia," pungkas Made.

Minggu, 06 Mei 2012

Pebisnis Harus Berubah
 Ilustrasi pesawat Garuda
MEDIA INFORMASI - Hari-hari ini, publik Indonesia disuguhkan berita menarik mengenai penjualan saham Garuda Indonesia Tbk. Terakhir diberitakan mengenai pembelian 10,27 persen saham Garuda oleh PT Trans Airways milik PT Trans Corporation.
Kemajuan Garuda baru terasa menarik dibahas kalau kita mencoba melihatnya dari aspek spesifik. Misalnya, perusahaan ini sangat rajin meninjau kelayakan rute penerbangan.
Berita ini menarik untuk beberapa hal, di antaranya, pertama, nama Garuda Indonesia tengah bagus-bagusnya. Lembaga riset Australia Roy Morgan pada Maret lalu menyatakan Garuda sebagai the Best International Airline. Penumpang selalu ”hampir penuh” dan total pendapatan Garuda tahun 2011 mencapai Rp 27,2 triliun, naik 39,2 persen dibandingkan dengan pendapatan tahun 2010. Laba komprehensif mencapai Rp 858,8 miliar, naik 285,4 persen dari tahun 2010. Penjualan sebesar 10,27 persen saham itu senilai Rp 1,439 triliun.
Hal kedua, pembeli saham Garuda itu adalah PT Trans Corporation, milik Chaerul Tanjung. Pembelian saham Garuda ini kian meneguhkan posisi PT Trans Corporation sebagai salah satu raksasa bisnis di Indonesia. Usaha Trans Corporation kini merebak mulai dari kafe, perbankan, sentra ritel raksasa, hiburan dan hotel, hingga media televisi.
Kinerja yang diraih Garuda Indonesia patut dicatat sebagai fenomena baru maskapai penerbangan dunia. Garuda menjadi lebih baik dalam hal pelayanan dan mutu, merupakan hal wajar. Sebab, semua maskapai dunia mengejar kualitas dan layanan prima. Kalau kemudian penumpang Garuda selalu penuh sesak, baik penerbangan di dalam maupun di luar negeri, itu juga merupakan hal wajar. Sebab, terjadi lonjakan signifikan golongan menengah di Indonesia dan lonjakan kepercayaan warga dunia terhadap Garuda.
Kemajuan Garuda baru terasa menarik dibahas kalau kita mencoba melihatnya dari aspek spesifik. Misalnya, perusahaan ini sangat rajin meninjau kelayakan rute penerbangan. Lihatlah, misalnya, ketika diketahui rute Jakarta-Amsterdam dan Amsterdam-Jakarta tidak selalu penuh, manajemen perusahaan ini mengurangi frekuensi penerbangan. Kalau ada keberatan dari konsumen, itu urusan kemudian.
Perusahaan ini pun rajin masuk ke rute-rute yang sangat gemuk. Kalau rute itu penuh sesak dengan maskapai lain, Garuda tetap percaya diri untuk berkompetisi, bahkan berani menjual tiket jauh lebih mahal di banding maskapai dalam negeri lainnya. Dan, Garuda tetap sangat diminati. Ini salah satu aspek yang membuat Garuda mampu meraih kinerja bagus.
Dalam konteks global, kinerja Garuda bisa disebut sebuah fenomena yang menarik dibahas. Ia naik daun ketika maskapai penerbangan lain, seperti JAL, Singapore Airlines, Swiss Air, Malaysia Airlines, dan Lufthansa, tidak meraih kinerja luar biasa. Beberapa perusahaan tersebut malah menderita kerugian sehingga harus dibantu pemerintahnya.
Jika dilihat lebih jauh, bisa disebutkan bahwa dari banyak aspek, terdapat beberapa hal penting yang dilakukan Garuda, yakni keinginan berubah yang luar biasa. Segenap pimpinan dan kru Garuda ingin membawa maskapai ini lebih baik lagi. Jika itu teraih, nama bangsa ini juga menjadi masyhur. Salah satu yang dilakukan adalah dengan melihat SQ, Emirates, Lufthansa, dan beberapa maskapai ”bintang lima” lainnya. Pengamatan sampai pada isi kabin, pelayanan, dan sikap para kru.
Kini, Garuda tengah meraih nama yang harum, saatnya untuk terus menata diri menjadi maskapai nomor satu, setidaknya mencapai taraf setingkat atau lebih baik daripada maskapai ”bintang lima” yang ada. Tentu ini bukan pekerjaan mudah, melainkan dengan semangat mau berubah, ini mestinya bisa dicapai.

Sabtu, 05 Mei 2012

Bos Sido Muncul Bantah Beri Hadiah Mobil
JAKARTA - Bos PT Sido Muncul, Semarang, Irwan Hidayat, membantah jika perusahaannya yang bergerak di bidang jamu menyediakan hadiah mobil atau uang dalam jumlah besar, bagi konsumennya yang beruntung saat minum produknya.
"Perusahaan saya tak pernah menjanjikan apa-apa bagi konsumen yang minum jamu Sido Muncul. Apakah itu janji memberikan uang atau mobil, apalagi janji-janji konsumen akan langsung sehat dan kuat kalau minum jamu buatan perusahaan saya. Itu tidak benar. Promosi Sido Muncul tidak pernah seperti itu," ujar Irwan, saat dikonfirmasi Kompas, Sabtu (5/5/2012) malam.
Sebelumnya, Irwan dikonfirmasi mengenai adanya stiker yang ditemukan oleh seorang konsumennya bernama Heri, pegawai Negeri Sipil DKI Jakarta, Jumat (4/5/2012) lalu, saat minum jamu Sido Muncul di kawasan rumahnya di Jalan Petogogan, Kebayoran, Jakarta Selatan.
Dalam stiker berwarna kuning dari plastik yang dilihat Kompas, tertulis "Anda Mendapat Hadiah Mobil Yaris". Selanjutnya, konsumen diminta menghubungi sebuah nomor telepon yang berkode area di kawasan Jakarta Utara. Namun nomor telepon itu tidak bisa dihubungi.
Menurut Irwan, stiker yang ditemukan dalam plastik kemasan jamu produk Sido Muncul itu adalah buatan orang-orang tertentu yang ingin memerasnya. "Stiker itu sengaja dimasukkan setelah, dia membeli satu kotak jamu produk Sido Muncul, dan kemudian dirapikan kembali dalam kardusnya sehingga seolah-olah itu benar-benar produk kami," jelas Irwan.
Irwan mengaku modus operandi itu sudah dilaporkan ke polisi beberapa tahun yang lalu. Namun, hingga kini tidak pernah ditanggapi serius. "Bahkan, pemerintah juga sudah tahu. Untuk mempromosikan ketidakbenaran bahwa Sido Muncul memberikan hadian atau uang, saya sudah habis biaya sampai Rp 1,8 miliar," keluhnya.
Lebih jauh Irwan menyatakan, harusnya, pemerintah melindungi industri jamu nasional, dengan resmi mengumumkan bahwa industri jamu nasional tidak mengiming-imingi konsumen dengan hadiah atau kemanjuran jamu tersebut secara demontrastif.
"Kalau didiamkan terus seperti itu, yang jadi korban adalah konsumen, seperti Heri itu," lanjut Irwan.

Jumat, 04 Mei 2012

Subsidi BBM Rp 137 Triliun Bakal Terlampaui
 
 Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
JAKARTA - Besaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Rp 137,4 triliun yang dipatok dalam APBN-Perubahan 2012 akan terlewati. Pasalnya, besaran subsidi tersebut ditetapkan dengan asumsi Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 1.500 per liternya. "Itu dengan asumsi ada kenaikan Rp 1.500," sebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat (4/5/2012).
Selain karena asumsi yang melekat pada besaran subsidi tersebut, Hatta menjelaskan kuota volume konsumsi BBM bersubsidi tahun ini bakal terlampaui. Kuota yang dipatok Pemerintah dalam APBN-P 2012 hanya 40 juta kiloliter.
Oleh sebab itu, lanjut dia, Pemerintah sekarang ini sedang berupaya melakukan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi melalui lima kebijakan. Salah satunya adalah melakukan konversi dari BBM ke bahan bakar gas.
Menurut Hatta, jika kebijakan tersebut dilakukan ditambah upaya menggunakan teknologi ramah lingkungan dan pengawasan dengan teknologi dalam jangka panjang maka Pemerintah bisa menghemat banyak. "Jangan tanya dulu berapa besarannya tapi angka yang kita targetkan tidak lebih dari 42 juta kiloliter," sebut Hatta.
Akan tetapi, sekalipun kebijakan pengendalian dilakukan, besaran subsidi BBM tetap akan membengkak dari yang dipatok Rp 137,4 triliun. Menurut Hatta, bila lima kebijakan diterapkan ditambah asumsi harga rata-rata minyak mentah (ICP) 119 dollar AS per barrel dan volume BBM mencapai 42 juta kilo liter maka subsidi BBM, LPG dan BBN akan melonjak menjadi Rp 234,2 triliun. "Listriknya tetap Rp 75 triliun tapi kita punya cadangan atau bantalan energi sebesar Rp 23 triliun," lanjut dia.
Meski diproyeksi membengkak, Pemerintah akan berusaha menjaga defisit APBN di angka 2,3 persen. "Nah ini semua sudah kita uraikan kalau itu terjadi maka kita masih tetap menjaga defisit 2,3 persen. Tapi, kebijakan tadi berjalan, di dalamnya termasuk penghematan dan semua APBN-P yang diputuskan kita jalankannya," pungkas Hatta.

Kamis, 03 Mei 2012

Biaya Transportasi Perdagangan RI Termahal di Dunia
 ILUSTRASI
YOGYAKARTA - Biaya transportasi perdagangan di Indonesia saat ini masih sangat mahal, mencapai 14,42 persen dari total biaya produksi, atau 27 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto). Biaya ini termasuk yang tertinggi di dunia, bahkan di Amerika Serikat hanya 9 persen dari PDB mereka.
Demikian diungkapkan Deputi Kemenko Perekonomian bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan, Edy Putra Irawady, pada sosialisasi Perpres Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional di kampus UGM, Kamis (3/5/2012).
Akibat biaya logistik yang mahal itu, lanjut Edy, berbagai komoditas atau produk dalam negeri tidak mampu bersaing dengan produk-produk dari luar . "Salah satu efek nyata adalah membanjirnya jeruk Shanghai di Indonesia," tegas Edy.
Lebih lanjut, menurut Edy, sistem logistik yang tidak efisien juga menciptakan disparitas harga antardaerah, kelangkaan komoditi di suatu daerah, keterpencilan suatu daerah, dan sebagainya.
Edy juga mengemukakan, jika Indonesia tidak segera membenahi sistem logistik berbasis maritim, selayaknya Indonesia sebagai negara kepulauan, maka Indonesia tidak akan mampu mengambil keuntungan. Biaya transportasi perdagangan akan selalu mahal. "Kita harus lari cepat segera membenahi sistem logistik nasional jika ingin masyarakat negeri ini menjadi lebih makmur. Terlebih kita sudah mencanangkan pendapatan per kapita 16.000 dollar AS pada tahun 2025 nanti," kata Edy.
Sementara pakar dari Center for Logistics and Supply Chain Studies, ITB, Y Anggadinata mengajukan konsep mengenai dry port atau pelabuhan darat guna meminimalisir biaya transportasi. Terutama bagi industri menengah kecil yang berskala ekspor. Anggadinata mencontohkan Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya yang semestinya saling terhubung melalui fasilitas pusat logistik yang bisa dimanfaatkan industri menengah kecil sehingga biaya transportasi bisa ditekan lebih murah.
"Selama ini biaya yang harus dikeluarkan industri menengah kecil untuk ekspor relatif mahal dan tak efisien. Karena itu, produk mereka perlu dikumpulkan lebih dulu dalam satu kontainer di pelabuhan darat dengan biaya yang bisa ditanggung bersama, sebelum diekspor melalui pelabuhan laut," kata Anggadinata.
Di pelabuhan darat itu lanjut Anggadinata, segala administrasi termasuk kepabeanan dan kargo harus bisa diselesaikan. "Dengan begitu, biaya industri bisa ditekan lebih murah karena produknya tinggal dimasukkan ke pelabuhan laut untuk diekspor," pungkasnya.

Rabu, 02 Mei 2012

Industri Rokok Berikan Sumbangan Ekonomi Luar Biasa
Salah satu Pabrik Rokok (PR)rumahan yang ada di Kota Batu, Jawa Timur yang masih bertahan. Sebanyak 15 PR yang ada sudah gulung tikar, akibat kalah bersaing dalam cita rasa dengan Perusahaan Rokok besar modern
JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Hendrawan Supratikno menilai, keberadaan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengendalian Tembakau merupakan bentuk terorisme ekonomi.
"Kalau negara memaksakan regulasi sementara masyarakat belum bisa menerima, ini bentuk terorisme ekonomi," sebut Hendrawan dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (2/5/2012).
Untuk kasus industri rokok, Hendrawan mengibaratkan seperti air susu dibalas dengan air tuba. Menurut dia, industri rokok telah memberikan sumbangan ekonomi yang luar biasa dari zaman VOC sampai sekarang.
Menanggapi desakan pengesahan RPP, Hendrawan berpendapat sebaiknya RPP ditunda sampai pembahasan UU Pengendalian Tembakau di DPR RI disusun. Saat ini pembahasan UU tersebut ditunda lantaran masih dilakukan kajian-kajian akademik dari berbagai sisi.
"Dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, sebuah peraturan bisa direvisi oleh UU yang baru. Jadi, jangan sampai RPP itu kelak jadi mubazir," jelasnya.
Sementara itu, politisi Golkar sekaligus anggota Masyarakat Bangga Produk Indonesia (MBPI) Indra J. Piliang mengatakan bahwa desakan pengesahan RPP merupakan sikap yang tidak adil. "Masih banyak problem bangsa yang membutuhkan penyelesaian daripada soal rokok," kata Indra.
Bagi dia, rokok kretek adalah bagian dari warisan budaya bangsa. "Membunuh kretek sama dengan membunuh budaya bangsa," tegas Indra.
Sebagaimana diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa seusai pertemuan lintas kementerian di Kantor Kementerian Kesehatan, pertengahan bulan April, menyatakan bahwa draft RPP Tembakau sudah final tinggal dibawa ke rapat kabinet.

Selasa, 01 Mei 2012

Kenaikan PTKP Tidak Masalah Bagi Ditjen Pajak
 Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany
JAKARTA,  - Dirjen Pajak Kementerian Keuangan Fuad Rahmany akan mendukung langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menaikkan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dari Rp 1,3 juta menjadi Rp 2 juta per bulan.
"Itu nggak apa-apa kan itu suatu kebijakan yang membantu masyarakat yang berpendapatan rendah. Ya itu merupakan kebijakan dari pimpinan nasional dan kita harus dukung," sebut Fuad, di sela-sela acara peluncuran kembali Sensus Pajak Nasional, di Kantor Ditjen Pajak, Jakarta, Selasa (1/5/2012).
Fuad menerangkan, Ditjen Pajak bersama Menteri Keuangan Agus Martowardojo sedang mempersiapkan aturan yang akan mendukung rencana tersebut. Sembari itu, pihaknya juga akan menggenjot penerimaan pajak dari sumber lainnya untuk mengganti kehilangan penerimaan karena kenaikan PTKP tersebut.
Salah satunya yakni Ditjen Pajak akan melanjutkan Sensus Pajak Nasional tahun ini. Dengan SPN, Pemerintah akan mengejar pengusaha-pengusaha yang selama ini menyembunyikan diri dari kewajiban perpajakan. "Itu akan kita kejar," tegas Fuad.
Pemasukan pajak dari sejumlah sektor industri strategis seperti kelapa sawit, pertambangan, dan mineral lainnya akan coba digali Ditjen Pajak. Kendala dalam menjangkau usaha-usaha di sektor itu, kata dia, adalah letak usahanya yang tersebar di sejumlah pulau di Indonesia. "Itu memang lapangannya agak susah untuk kita datangi," tambah dia.
Upaya lainnya, Ditjen Pajak juga akan meningkatkan koordinasi dengan berbagai lembaga dan instansi Pemerintah untuk berbagi data. Sudah ada aturan terkait ini yakni Peraturan Pemerintah Nomor 10 Pasal 35a. "Yang mewajibkan Kementerian/Lembaga dan usaha atau asosiasi yang memiliki data yang terkait perpajakan wajib menyerahkan data kalau kita meminta," pungkas Fuad.
Seperti diwartakan, Presiden berjanji untuk menaikkan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dari Rp 1,3 juta per bulan menjadi Rp 2 juta per bulan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36/2008 tentang Pajak Penghasilan, PTKP bagi pekerja yang belum kawin atau beristri adalah Rp 15,84 juta per tahun, atau ekuivalen dengan Rp 1,2 juta sebulan. Presiden pun setuju untuk mengubah aturan itu dan menaikkan PTKP setahun menjadi Rp 24 juta.
"Penghasilan tidak kena pajak akan kami naikkan menjadi Rp 24 juta setahun dari sebelumnya Rp 15 juta setahun. Dalam waktu dekat akan disahkan. Saat ini sedang kita matangkan," kata Presiden, di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (27/4/2012). Presiden berharap, dengan kenaikan PTKP tersebut daya beli buruh bisa meningkat.