Minggu, 13 Mei 2012

 Indonesia Kantongi USD1,6 Miliar dari Korea, Australia dan India
Ilustrasi.
 ILUSTRASI
MEDIA INFORMASI, JAKARTA— Nilai investasi tiga negara yakni Korea Selatan, Australia, dan India di Indonesia selama 2010-2011 mencapai USD1,60 miliar.

Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), investasi modal asing yang bersumber dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi Korea Selatan adalah USD1,37 miliar, Australia USD224,26 juta, dan India sebesar USD15,95 juta.

Sementara itu, Kemenperin mencatat, investasi Korea Selatan selama 2010-2011 dilakukan oleh 216 perusahaan di 168 kelompok industri. Tahun 2010, investasi Korea Selatan didominasi di industri peralatan rumah tangga dengan menggunakan arus listrik, radio televisi, alat-alat rekaman suara dan gambar serta sejenisnya. Sedangkan di 2011, di industri logam dasar besi dan baja.

Investasi Australia dilakukan oleh 16 perusahaan di 18 kelompok industri. Pada 2010, investasi yang terbesar terjadi di industri amonium nitrate, termasuk jasa penyimpanan dan distribusinya. Sedangkan tahun 2011 investasi di industri mesin-mesin industri khusus lainnya.

Sedangkan investasi India berasal dari sembilan perusahaan di sembilan kelompok industri. Pada 2010, investor India menanamkan modal di industri pembuatan logam dasar bukan besi serta perdagangan ekspor dan impor. Pada 2011, didominasi industri pemintalan benang.

Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahajana mengatakan, total investasi USD1,60 miliar belum termasuk jumlah riil yang ada di lapangan. “Karena, masih ada data investasi yang masuk, tapi belum mencatatkan nilai investasinya. Di sisi lain, data ini sudah memberikan gambaran investasi dari negara bersangkutan,” kata Agus di Jakarta Minggu (13/5/2012).

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, pihaknya menyambut baik adanya kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Korea Selatan.

“Posisi kita dengan Korea Selatan adalah saling mengisi. Untuk itu, pada saat negosiasi nanti, saya berharap, pemerintah memperkuat posisi produk-produk ekspor kita. Kalau untuk produk yang memang harus diimpor, juga harus bisa meningkatkan lapangan kerja di sini,” tandasnya.